Monday, 2 August 2010

katanya : hukum newton 1

“suatu benda tidak akan berubah jika tidak ada benda yang memaksanya untuk berubah”

ping.. one message received.

“sorry for bothering you, the only reason is, I am bored. Thank you for your understanding”

semalam sebelum pagi datang, aku merasa dia akan menghubungi, tapi tidak seperti dugaanku, aku pikir, semua akan menjadi baik. Tapi kenyataannya jauh berbeda. Pagi itu menjadi sms terakhir, aku dan dia saling berkomunikasi.

Rasa sakit atau sedih yang kurasa bukan karena perpisahan yang telah terjadi, perpisahan yang selama ini tertahan oleh rasa takut akan kenyataan yang ada di depan mata. Bahwa dia tidak akan ada lagi di hidup ku. Bukan, bukan itu rasa sakit dan sedih yang kurasakan, namun lebih kepada rasa kecewa, kenapa dia bersikap seperti itu, seolah-olah aku bukan sesuatu, yang setidaknya ada sedikit arti di dalam hidup dia.

Enam tahun bersama secara teori, secara praktek telah tujuh tahun bersama. Aku dan dia tumbuh dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang hidup, seseorang yang saling merancang mimpi dan masa depan, untuk bisa kita saling raih dan saling mengisi. Tetapi hasil dari semua perjalanan waktu itu berakhir layaknya mainan yang telah bosan untuk dimainkan, berganti atau mendapati mainan baru. Seperti mainan sampah.

Tidak ada pertemuan, untuk saling mengakhiri dengan baik, tidak seperti dulu ketika terjadi pertemuan untuk saling memulai perjalanan waktu bersama dengan baik. Tidak, tidak ada pertemuan itu dan tidak akan pernah ada. Entah kenapa, tidak satu tetespun airmata ini jatuh. namun perih yang aku rasa dalam hati, memang perih tetapi tidak seperih dulu.

Kesimpulanku, setelah perjalanan waktu bersama, aku bukan apa-apa baginya. Kecewa, ya, aku kecewa tapi aku tidak ingin memperpanjang rasa kecewaku. Kumaafkan sikapmu sayang, kumaafkan semua kesalahanmu, kumaafkan kekuranganmu, kumaafkan kebimbanganmu, kumaafkan perbuatanmu, kumaafkan perkataanmu, kumaafkan keegoisanmu sayang, dan aku ikhlas. Dan aku tidak menyesali, kamu pernah ada di perjalanan hidup aku. Aku tidak berharap kamu memiliki perasaan yang sama, kamu memaafkan segala perbuatan, perkataan, sikap dan semuanya yang pernah aku lalui bersama kamu. biar saja menjadi urusan kamu, bukan lagi urusanku, dan memang tidak pernah menjadi urusan aku.


Ping… one message received.

“let’s just consider this as a mid life crisis, I need to find myself again, but we’re good.”

Reply message

“ok, hope you can deal your mid life crisis and hopefully you can find yourself again.”


Message sent.

Seperempat hidup telah aku lalui bersama dengan sahabat terbaikku, berakhir di media elektronik. Teknologi memang mempermudah segala urusan yang ada di dunia sekarang, tapi tidak akan pernah bisa membantu atau menjadi sebuah media untuk memutuskan atau menyelesaikan masalah yang melibatkan emosi dan perasaan diantara dua manusia. Aku dan kamu bukan robot, tapi aku dan kamu manusia, yang memiliki akal dan perasaan, ada darah yang mengalir di dalam tubuh, yang jelas membuat kita berbeda dengan robot. Tapi sayang, semua itu cuma hanya menjadi bayangan, segala sesuatunya ingin dipercepat, di pikiranmu, agar mempermudah segalanya, seperti berusaha untuk menghindar. Sudahlah tidak apa bagiku, jika memang itu jalan yang kamu pilih. Suatu saat mungkin akan terjawab, atau mungkin sudah terjawab, alasan atau stimulus apa yang membuat kamu berubah dan bersikap seperti ini.

Tetapi, tenang sayang, tak lagi aku pusing dengan segala pertanyaan itu, aku sudah memaafkanmu, and yes, we’re good. ☺

No comments: