Thursday, 3 January 2013

Kaos Hitam.

Jumat. Tepat jam dua belas malam. Tanggal dua puluh delapan desember. Genap sudah umur, menjadi dua puluh enam tahun. Wow!.

Duduk, makan bersama dengan ketiga teman kantor. Ketiganya bergilir memberikan ucapan selamat. Tapi kamu, yang aku tunggu belum mengucapkannya. Tak mengapa, ucapku dalam hati. Karena aku tahu kamu sedang bertugas shift malam. Siaran langsung berita tengah malam.

Pukul setengah satu. Aku menunggumu di lobby bawah bersama kedua temanku, yang salah satunya bos dan satunya lagi rekan tim selama kurang lebih tujuh bulan liputan bersama. Akhirnya kamu yang aku tunggu turun juga dari lantai lima. Kamu datang menghampiri dan menyalami sekaligus cium pipi kiri dan kananku. Mengucap selamat ulang tahun. Kedua teman yang bersamaku tidak tahu menahu.

Singkat cerita. Dalam beberapa menit ke depan. Aku basah kuyup. Disiram air sebagai sebuah tanda perayaan akan hari lahirku, dua puluh enam tahun yang lalu. Tak lama, acara selesai. Bubar jalan. Pulang ke rumah masing-masing. Aku menuju mobilmu. Katamu ada kaos kering di mobil. Sudah kamu pakai tapi hanya sebentar. Katamu pakai saja, daripada kamu masuk angin. Tapi, lalu kamu meminta maaf. Karena kamu berpikir ada handuk kering di dalam mobilmu, tapi ternyata hanya ada kaos hitam yang kamu ganting di kursi samping pengemudi.

Kamu tawarkan aku untuk ganti baju basahki dengan kaos hitam kering yang sudah kamu pakai. Sesaat aku memakai kaosmu. Kuhirup wangi khas kamu. Aku suka sekali. Membuatku ingin memelukmu segera. Namun, kamu terlalu sibuk dengan kotak putih, berisikan enam muffin yang segera akan kamu nyalakan lilin diatasnya untuk aku tiup sambil mengucap harapan di hari lahirku.

Maaf ya, aku hanya bisa kasih ini, katanu. Aku tersenyum. Tidak apa-apa, ini lebih dari cukup. Aku bisa berdua sama kamu. Kataki lembut sambil malu. Lalu, kamu antarkan aku menuju mobilku yang parkir lumayan agak jauh dari mobilmu. Sungguh. Inginku lebih lama bersama kamu. Menghabiskan waktu di hariku bersama kamu. Tapi Tuhan, belum mempertemukan waktu itu buat kita.


Setiba di rumah. Kaos hitam kamu, kuganti. Tapi tak kubiarkan masuk ke dalam tempat pakaian kotor. Kubiarkan di meja, sambil sesekali kucium bau wangi khas tubuhmu. Aku semakin rindu. Malam, saatki ingin terlelap. Kuputuskan untuk membawa kaos hitam mu tidur bersamaku. Kuhirup wanginya, seolaj ada kamu di sampingku malam itu. Kukirim pesan singkat kepadamu. Aku tidur sama kaos kamu, sambil aku cium wangi kamu. Aneh ya aku. Begitu isi pesan singkatku. Kamu membalas dengan tawa dan bilang bahwa kamu sudah tau dan terbiasa kalau kamu aneh. Ah, pikirku. Tidak apa aneh, yang penting aku senang dan nyaman karena rindu sekali tapi wangi kaos hitam ini mengobati rinduku. Meskipun sedikit.


Lalu hari berlalu, kaos hitam kamu masih bersamaku. Hari berganti, antara kamu dan aku sedang dirudung masalah. Membuat kita berargumen hal yang sama. Kita dirudung amarah dan kalut karena emosi. Tapi, ketika malam tiba. Kaos hitam kamu tidak pernah absen. Kaos hitam kamu selalau menemani lelapnya tidurku. Emosi ku terhadap kamu reda karena kaos hitam mu. Wangi khas mu membantuku untuk meredam emosiki. Hingga sampai pada titik saat ini. Dan malam ini dimana aku mengetik kata-kata ini di monitor laptopku. Kaos hitam mu setia berada di samping atau di dada ku.


Aneh?. Ya, tak mengapa. Aku senang wangi khas kamu. Kaos hitam mu wanginya kian samar, tercampur dengan wangiku. Tapi ketika kuhirup lebih dalam, aku tau wangi khas mu masih tetap disitu. Tak hilang. Masih disitu, setia menemani malam lelapku. Kuharap begitu pula dengan perasaan aku dan kamu.

-kaos hitam detail kartun flash dc comics- 04 januari 2013

No comments: