Monday, 29 November 2010

ocha

"tambah ocha panasnya lagi mba?"

"oh iya, boleh mba. terima kasih"

"gelas satunya lagi?"

"hmm, oh, ya boleh silahkan. terima kasih"

selepas pelayan cantik itu pergi membawa dua teko yang berisikan ocha panas dan ocha dingin. dia baru saja kembali dari kamar mandi. lalu dia memanggil pelayan cantik itu tadi dan meminta buku menu. sudah dapat kuterka bahwa dia akan memesan sushi lagi. saya pikir, perutnya tidak akan pernah kenyang bagi sushi, selalu saja ada ruang bagi sushi-sushi itu untuk berdiam tenang di dalamnya.

tak lama kemudian, pelayan cantik itu datang kembali. membawa satu buku catatan kecil, dan mencatat semua pesanan sushi yang ingin dia lahap lagi. aku hanya memesan chicken karaage. aku tidak makan sushi, penjelasanku tidak akan masuk akal, jika aku jelaskan kenapa aku tidak makan sushi.

sudah satu setengah jam, sebenarnya kami berada di restoran sushi ini. kami menyebutnya ronde pertama untuk pesanan yang pertama tadi, dan sekarang masuk ronde kedua. walaupun dia tahu aku tidak makan sushi, dan aku tahu dia begitu menyukai sushi. selalu saja tidak bisa mengelak untuk pergi makan ke restoran itu. suatu hari nanti, mungkin kami bisa makan sushi bersama.


ronde kedua makan kami telah habis dilahap. selama makan, kami berbincang dan bersenda gurau, seperti hanya kami berdua di dalam restoran itu. dan tiap selang waktu 10 menit, pelayan cantik itu datang dan menawarkan ocha panas untuk diisi kembali ke dalam gelas kami berdua. waktu terus berlalu, dan canda tawa kami makin seru. gelegar suara tawanya membuat aku terkadang harus memintanya untuk mengecilkan suaranya. tapi dia tidak peduli, hingga akhirnya aku juga tidak peduli.


berdua, menikmati ocha panas itu dengan baik, walaupun makanan sudah lahap habis di depan mata kami. tetapi ocha panas itu setia menemani kami berdua. ocha panas yang lama kelamaan menjadi hangat. setia menemani kami berdua, membuat canda tawa dan topik pembicaraan kami di siang hari itu hangat dan menyenangkan.

kami berdua tidak henti-hentinya tertawa, sampai akhirnya kita keluar dari restoran itu dan masuk ke dalam mobil, kami masih saja tertawa dengan hal-hal yang menjadi topik pembicaraan kita siang itu.

"gw curiga, sama ocha tadi" kata dia

"kenapa? takut ada ganjanya yah?!" kataku

"hmm, boleh boleh, bisa jadi, dari tadi ketawa terus". kata dia

"ga ngaruh kali sama ochanya, emang dasarnya aja lo gila" kataku

"hmm..ocha ganja..curiga betul gw" kata dia


dan kami berdua tertawa seiring mobil kami keluar dari pelataran parkir restoran sushi itu.

No comments: