Thursday 3 January 2013

Hadiah terindah.

Empat hari tiga malam. Itulah hari yang akan membayar semua waktu kita yang telah hilang. Dicuri oleh aktifitas demi dapat terus menjalani hidup.

Di kota itu, yang dikenal dengan hawa dingin, anak muda yang kreatif, kota pelajar, dan kota yang secara geografis dikelilingi gunung-gunung, dan yang juga menjadi kota tempat kita menempuh ilmu untuk mendapat gelar sarjana. Nostalgia. Niat awal perjalanan kita sambil menikmati rindu yang kian lama terpendam dalam dada kita.

Aku rindu kamu. Bisikku. Kamu hanya diam, simpul senyuman mu muncul. Memberi jawaban akan bisikku. Tak bisa kugambarkan betapa bahagianya aku bahwa akhirnya tiba masa dimana kita bisa berdua. Ya, berdua. Hanya kamu dan aku. Berdua menikmati waktu yang berjalan lambat. Berdua menjahit rindu yang cukup lama terpisah.

Tiba malam hari. Waktu kita untuk berisitirahat. Berdua denganmu. Kamu di sebelah kiri dan aku di sebelah kanan. Ah, Tuhan. Bekukan saja waktu ini beberapa saat. Biar kunikmati setiap detiknya waktu bersama kekasihku. Kekasihku. Besar rinduku padamu.

Mata sipitmu semakin menyipit dilanda kantuk. Tidur yuk sayang, katamu lembut. Aku tersenyum, lalu mencari posisi nyaman tidur di dadamu sambil memeluk erat tubuhmu. Aku mendengar detak jantungmu. Aku mencium aroma tubuhmu. Aroma tubuh yang selalu membuatku seperti anak kecil merengek minta digendong. Ah, Tuhan. Sungguh, aku sayang makhluk ciptaan-Mu ini.

Kamu terlelap. Sepertiga malam aku terbangun. Aku masih di samping mu. Dengan berat kubuka mata. Memandangi mu adalah hal yang begitu nyaman dan tak hentinya aku mengucap syukur bisa melihat mu lelap di sisiku.

Kupandangi terus wajahmu. Dalam hati. Aku mengucap. Sayang sekali aku sama kamu. Sayang sekali. Lalu kukecup pipimu. Kukecup lagi, lagi, dan lagi. Hingga akhirnya kamu terbangun. Dengan berat kamu membuka mata. Kamu ga tidur sayang. Katamu bertanya. Aku hanya menggeleng. Dan sejenak lalu aku berkata. Aku lagi liatin kamu. Rasanya senang banget. Aku sayang kamu. Kamu hanya tersenyum manja sambil membuka tanganmu lebar, mengajak aku masuk dan lelap dalam pelukan mu.

Dalam tidurku di pelukanmu. Aku mengucap doa. Tuhan, jika Engkau menghendaki kami berdua, menjadi teman hidup hingga maut memisahkan. Maka jadikan malam ini sebuah awal cerita kami. Tuhan, aku memohon berikan selalu waktu bagiku untuk memandangi dia dalam tidurnya dan berikan aku pagi hari, ketika kubuka mata. Ada lah dia yang pertama kulihat. Tuhan, izinkan dia menjadi imamku kelak. Tuhan, ampuni dosa kami. Tuhan, inginku dia yang menjadi imamku, berikan petunjuk mu. Berikan kemudahan dalam perjalanan kami ke depan. Amin.

Selesai aku mengucap doa dalam hati. Aku makin merapatkan dan menenggelamkan tubuhku ke dalam pelukanmu. Aku kembali terlelap.


-remang temaram lampu kamar, Bekasi 04 januari 2013-


No comments: