Friday 26 February 2010

mimpi kedua.

senin,pukul 6 pagi..

pagi itu saya terbangun dengan tergesa-gesa, semalaman saya habis membaca buku tentang filsafat yang beperspektif feminisme. fiuh, saya semakin tidak mengerti isi dari buku itu, yah walaupun sebenarnya saya cukup mengerti tetapi saya bingung harus mengambil kesimpulan dan makna apa yang harus saya ketik di tugas kuliah saya. tugas kuliah yang harus dikumpulkan jam 10 pagi dan jam 12 siang, saya harus mempresentasikan hasil tugas saya itu.

beginilah nasib saya, tinggal jauh dari orang tua, adik-adik, dan keluarga membuat saya rindu mereka di tanah air. terkadang pertengkaran kecil antara adik dan kakak begitu menyenangkan dan saya sangat merindukannya. adu debat dengan ayah saya, yang dimana ayah selalu tidak mau kalah, dan berbicara tengah malam dengan ibu saya, yang walaupun kadang diakhiri dengan tidak terungkapnya maksud hati. yah, apapun itu, apa yang keluarga saya lakukan di rumah, dengan segala macam problematikanya dan tingkah lakunya, saya begitu merindukan rumah. setidaknya dengan banjiran tugas-tugas yang semakin lama mendekati tugas akhir saya ini, saya butuh sekali suara-suara ricuh yang ada di rumah saya, entah kenapa menjadi penyemangat tersendiri bagi saya.

dosen saya memang tidak butuh tugas yang berlembar-lembar, dia hanya butuh satu atau dua lembar tetapi mencakup semua. yah, singkat, padat, dan jelas. dan, akhirnya hasil dari tugas saya adalah tiga lembar saja. saya tidak tahu apakah tugas ini akan berhasil memberikan saya nilai yang baik dan apakah juga tugas ini dapat membuat presentasi saya akan baik?. saya tidak tahu, sejujurnya saya sama sekali tidak fokus. bagaimana bisa fokus, saya hanya tidur 1 jam, dan itu juga tidak bisa dikatakan tidur, saya hanya memejamkan mata dan memberi istirahat kepada pundak saya yang terasa berat.

saya bangun pagi itu jam 6 pagi, dan saya langsung mandi dan sibuk memilih akan memakai baju apa. ah, ini nih tidak enaknya jadi seorang perempuan, setiap hari harus mengalami kebingungan dalam memilih pakaian yang akan dipakai hari itu. pagi itu, manchester, udaranya dingin sekali namun matahari nampak akan tersenyum hari ini, karena langit yang terlihat jelas dari jendela flat saya, yang terletak di lantai 15 begitu cerah. sekitar 24 tahun yang lalu, saya pernah tinggal di manchester, tinggal di tempat yang sama, di bramall court dan sempat juga di matthias court, namun saat itu saya tinggal di lantai 4. umur saya pada waktu itu sekitar 10 atau 11 tahun. saya teringat teman masa kecil saya dahulu, setiap pulang sekolah, saya dan teman-teman suka bermain di halaman parkir flat, entah bermain sepeda, sepatu roda, main bola, atau sekedar petak umpet. masa itu adalah masa bahagia.

selesai membuat sarapan ala chef asya, dengan 2 butir telur, saya membuat scramble egg dengan 4 sosis, dan 4 turkey nugget, saus tomat, dan segelas orange juice. saya lahap sarapan saya dengan nikmatnya karena perut saya begitu lapar tak tertahankan karena semalaman membaca buku dan menulis tugas saya. ternyata selesai sarapan jam 7 pagi, setengah 8, saya memutuskan untuk berangkat ke kampus, hari ini saya memilih untuk berjalan kaki, hitung-hitung saya berolahraga pagi, biasanya saya memilih naik bis tetapi entah kenapa saya ingin melewati taman belakang sekolah dasar saya dahulu. saya rasa, jalan pagi di taman itu yang sedikit berbukit mungkin akan membuat pikiran saya lebih segar. pagi itu saya memutuskan memakai jeans, converse, kaos band favorit saya Placebo dan jaket kulit coklat favorit dan syal hitam andalan saya, rambut panjang saya biarkan terurai, karena nanti juga akan saya ikat ke belakang, hari itu saya malas mikir untuk memakai baju apa, tetapi saya pikir ini sudah cukup gaya, ditemani dengan tas coklat tua tod's saya, yang baru saya beli beberapa minggu yang lalu di london. hasil tabungan selama 6 bulan, akhirnya terbeli juga tas idaman saya itu.

pagi itu cukup cerah dan saya suka menghirup udara pagi yang cerah, ditemani dengan suara-suara burung berkicau, suasana hati dan pikiran saya menjadi sedikit tenang dan rasa rindu saya terhadap keluarga sedikit terobati pula. entah karena cuaca yang cerah dan mood saya kembali membaik, tiba-tiba sedang asyik menikmati perjalanan ke kampus saya teringat arif, kejadian dua hari lalu, di hari sabtu yang mengejutkan bagi saya. sejujurnya saya terus memikirkan dia sejak hari sabtu, sejak saya dan arif berpisah di depan pintu flat saya.

hari sabtu yang lalu..

"so, here we are, mam."
"yup, here we are, thank you rif. it was nice meeting you." saya tersenyum

(dengan muka sedikit genit) "my pleasure.so, i guess this is it then?"

(saya dengan muka ragu dan dengan tatapan pura-pura setuju dengan pernyataannya, padahal dalam hati saya ingin sekali bisa bertemu dengan dia lagi) "ya, i guess so."


(dengan muka santai) "ok, i'll see you around asya" dan dia tersenyum.

"ok,we'll see around rif."

saya membuka tas saya, mencari kunci masuk kedalam flat saya, dan dari pintu kaca flat, saya bisa melihat dia berjalan ke seberang flat saya, matthias court. sebenarnya matthias court dan bramall court, gedungnya saling berhadapan, dan yang memisahkan hanyalah lahan parkir flat yang ada. saya pikir, kemungkinan besar bisa bertemu lagi dengan arif, namun saya tidak yakin apakah saya dapat sering bertemu dengan arif lagi atau tidak. dan saya juga tidak bertanya di lantai berapa dia tinggal, saya terlalu malu untuk bertanya dan yang saya rasakan adalah saya menyesal. melihat punggungnya yang telah berjalan menuju flat matthias court, saya merasa sepi kembali. saya senang bisa menghabiskan perjalanan pulang dengan dia. akhirnya saya menarik kesimpulan, ternyata pulang dengan seseorang yang tidak kita kenal bisa juga menyenangkan dan menimbulkan efek yang cukup hebat di aliran darah saya hari ini.

ketika saya akan membuka pintu flat saya, tiba-tiba saya mendengar arif berteriak.

"so, going home with totally stranger is not bad at all, don't you think asya?"


(saya termangu sejenak, berusaha mencari kata yang tepat, namun yang keluar hanya..)

"well, it's not bad all, it was really nice, really!. and one more time, thank you arif."


(dia maju beberapa langkah) "so, i think we should do it again, at some other time, it will be fun, but in that case, i won't be a stranger anymore to you?"

(saya bingung dengan perkataannya, namun saya cukup bahagia mendegar dia mengajak untuk melakukan hal yang sama lagi.) "hmm, i think you are still a stranger to me" saya tertawa.


(dia maju beberapa langkah lagi) "and so do you, stranger, there's still many things that i should dig out from you. bye stranger, we'll meet in unexpected time then and i will be waiting" dia terseyum

(saya rasa muka saya memerah) "and so do i"

kemudian saya melihat dia membalikkan badannya dan saya memutuskan masuk ke dalam flat saya. sambil menunggu lift, saya tersenyum-senyum sendiri, saya terus terbayang mukanya, gaya bicaranya, gaya tawanya, cara dia membawakan dirinya, cara dia memakai jaketnya dan dia begitu menarik di mata saya. sampai malam hari saya berusaha tidur, arif masih ada di benak saya, kejadian di cafe masih terus membayangi saya hingga akhirnya saya terlelap.



di taman..

melihat jam di tangan saya menunjukkan pukul 8.15, cukup lama juga saya berjalan, dan waktu yang saya miliki untuk sampai kampus dan mengumpulkan tugas saya ternyata masih cukup panjang. saya memutuskan untuk duduk di bangku taman yang menghadap taman bermain anak-anak dan sebuah danau kecil yang dibuat oleh pengelola kampus saya. ya, taman ini memang didesain oleh kampus saya yang dipersembahkan bagi masyarakat yang tinggal dekat dengan salford university. pagi itu, taman masih sepi, namun matahari mulai memunculkan sinarnya dan membuat mata saya sedikit silau. tetapi kilau kuning sinar matahari yang jatuh di air danau membuat danau tersebut terlihat keemasan dan airnya nampak menggoda saya untuk berenang. lalu saya putuskan untuk memejamkan mata saya, karena tidak kuat akan silaunya sinar matahari, saya pejamkan kedua mata dan setelah dipikir saya bisa menikmati tidur beberapa menit saja di udara bebas. ah, nikmat sekali rasanya.damai.


"hello..stranger."

saya kaget mendengar suara orang dan saya bangun dengan jantung yang berdebar-debar, dan makin berdebar-debar ketika saya tahu bahwa ada arif di depan mata saya. lalu dia duduk di samping saya, dia membawa segelas kopi, yang wanginya sangat harum sekali, wanginya membuat saya langsung semangat.


(kondisi masih mengumpulkan sukma) "are you stalking me?"

(dia tertawa) "PD sekali kamu. saya setiap pagi memang lewat taman ini buat ke kampus, saya suka udara pagi."

(saya menanggapi dengan dingin, dan sambil membuka tas saya, mencari rokok) "ooh begitu ya, saya pikir kamu memang mengikuti saya. saya jadi takut"


"saya rasa, kamu ga perlu takut sama saya. saya orang baik dan ga suka yang aneh-aneh. jadi kamu tenang saja. anyway, a hard night dear?"

"ooh, begitu ya, biar nanti saya yang menilai kamu baik apa tidak ya?. well, sort of, a pretty hard night!.anyway, do you always call someone that you barely know with "dear"."

(tertawa dan sambil meminum kopi yang dia bawa) "saya suka memanggil cewe dengan kata "dear" karena dengan begitu artinya saya menghormati dia sebagai seorang perempuan, kalau kamu keberatan saya ga akan pakai lagi deh. memangnya semalam habis apa? lembur dengan pacar?" dengan nada menggoda


"ooh, ga tidak apa-apa, kalau itu membuat kamu nyaman silahkan saja, cuma sempat terpikir oleh saya bahwa kamu adalah cowo yang suka menggoda. yah, cowo genit gitu deh. iya saya habis lembur dengan pacar saya dan saya langsung buat laporannya." saya tertawa

"oh ya, hebat betul kamu, habis lembur dengan pacar langsung buat laporannya. memangnya permainannya sangat hebat ya semalam?" dia tertawa geli.


saya menyalakan rokok pertama saya pagi itu, dan yah, nikmat sekali rasanya, andai saja saya membawa segelas cokelat panas atau kopi, mungkin akan tambah nikmat.

(dengan genit saya tanggapi perkataannya) "ya, semalam dia begitu hebat, makanya saya langsung buat laporannya dan saya akan kumpulkan pagi ini jam 10, dan jam 12 saya akan presentasi. saya rasa permainan kamu tidak hebat ya dengan pacar semalam?"

(tertawa) "ya, enak sekali punya pacar seperti kamu, evaluasinya langsung di tempat ya?!, saya tidak bermain dengan pacar semalam, cuma beberapa hari ini sedang banyak gangguan saja"


sepertinya dia mencari tahu apakah saya punya pacar atau tidak, dan perkataanya saya tantang kembali. dan dari pernyataannya dia tidak punya pacar, dia sendiri, seperti saya. namun, sepertinya kami berdua telah mengetahui status kami masing-masing.


"kamu mau kopi saya?"

(heran)"kenapa? memangnya saya terlihat ingin minum kopi kamu?"

(nada menggoda)"saya rasa begitu, dari tadi saya perhatikan kamu melirik kopi saya dan kalau tidak salah, bukannya lebih nikmat merokok ditemani dengan segelas cangkir kopi?"

"hmm.iya sih, kalau begitu boleh saya minta kopi kamu?"

"ini, silahkan, saya rasa kamu memang butuh kopi"

"ya, betul, mencium wanginya nikmat sekali. kopi indonesia bukan?"

"betul, ABC susu, nikmat ya?"

"ah, my favorite, kok kamu bisa dapat ABC susu? hmm, pasti nunggu kiriman dari indonesia ya?"

"yah, saya dikirim makanan dan minuman sama keluarga setiap 3 bulan sekali, lumayan lah buat mengobati rasa kangen sama rumah"

"ooh begitu. kamu ada kelas pagi ini?"

"iya, jam setengah 10 ni."

"hmm, bukannya sekarang sudah saatnya kamu pergi, sekarang sudah jam 9 loh?"

"yah, saya harus pergi, takut tertinggal kelas ni. do you want to go together or you prefer to go alone?"

"no, you go first, i'll be fine to go alone."

"seriously?"

"ya, i'm good, go, now, or you'll be late rif?"

"ok then, sadly to say, i have to go, bye asya."

dan saya melihatnya bangkit dari tempat duduk saya dan melihatnya pergi, tetapi setelah melihat ke arah paha saya. gelas kopinya masih ada di paha saya dan terasa begitu hangat. lalu saya berteriak.

"arif, your coffee, wait up!"

lalu dia berbalik, menghadap ke arah saya.

"it's okay, take it with you. maybe that glass will bring back us back to meet again." dia tersenyum

saya bingung menanggapi kata-katanya, karena sejujurnya saya senang dia berkata itu, saya memang ingin bertemu dengan dia lagi. apakah terlalu dini, jika saya berharap bisa bertemu dengan dia setiap hari?!.


(bingung)"ooh, ok, thank you arif" dan saya tersenyum.

lalu dia kembali melanjutkan perjalanannya. saya menyalakan rokok kedua saya, ketika sedang asik menghisap rokok kedua, saya kaget mendengar suara dia lagi.


(sambil berteriak) "anyway, that coffee meant for you asya, i saw you this morning, looked so heavy and i am stalking you." dia tersenyum menggoda.


dan saya hanya duduk membisu, saya bingung harus membalas kata-katanya. saya hanya membalas senyumannya dan tertawa. dan berkata.

"thank you arif."


kemudian saya terhanyut dengan kepulan asap rokok saya, sambil sesekali melirik arif yang sedang berjalan menuju kampus dan akhirnya dia tidak terlihat lagi. dan saya, terngiang-ngiang akan kata-katanya. apa benar dia mengikuti saya?, atau memang saya tidak menyadari pagi hari ini, kita keluar flat pada jam yang sama dan kebetulan dia melihat saya dengan muka kusut dan tidak segar maka dia berkesimpulan membawakan saya segelas kopi?, atau mungkin saja sebenarnya dia tidak sering lewat taman setiap menuju kampus, dia melewati taman karena dia melihat saya, saya tidak tahu. tetapi apakah dia menunggu saya duduk di bangku taman dan melihat saya dari kejauhan tertidur, membiarkan saya beberapa menit tidur di bangku taman kemudian dia menyapa saya?.


ah, saya semakin bertanya-tanya tentang tingkah lakunya. tingkahnya membuat saya berpikir dan semakin membuat saya ingin bertemu dengan dia lagi. apakah gelas ini akan membawa saya bertemu dengan arif lagi?, entahlah, hanya Tuhan yang tahu dan gelas yang akan membawa saya bertemu dengan arif.

akhirnya saya bangkit dari tempat duduk, karena setelah melihat jam di tangan saya, jam menunjukkan pukul 9.20, tandanya saya harus segera melanjutkan perjalanan menuju kampus. dan kejutan pagi hari ini, membuat saya merasa optimis akan tugas saya dan presentasi saya. arif, terima kasih ya. dia memang tidak melakukan sesuatu yang spesial namun dia membuat hari saya tersenyum dan membuat saya menjadi semangat. mudah-mudahan ini bukan hanya sebuah mimpi.



pukul 9.20..

saya terbangun di bangku taman, ah, mimpi yang indah. mungkin memang hidup di dunia mimpi memang jauh lebih indah dibanding di dunia nyata. dan ternyata, arif masuk ke dalam mimpi saya. saya tersenyum bahagia sambil menghadapkan kepala saya ke hadapan langit dan mencium udara pagi, menikmati sinar matahari pagi itu. indahnya hari ini. walaupun arif datang hanya di dalam mimpi, tetapi cukup membuat saya bahagia, semangat dan tersenyum.tetapi ketika akan bangkit dari bangku, saya melihat ke samping tempat duduk saya, dan saya melihat ada secangkir kopi, saya pegang kopi itu dan gelas itu masih hangat. Jantung saya berdebar-debar dan kepala saya mulai banyak timbul pertanyaan, apakah arif benar-benar datang di dunia nyata? dia tidak hanya sekedar datang ke dalam dunia mimpi saya?. Apakah kopi itu nyata?. Oh Tuhan, apa ini benar-benar terjadi?.

Saya ambil gelas kopi itu dan mengambil rokok di dalam tas, saya nyalakan rokok pertama saya kemudia saya minum kopi itu di dalam gelas itu, dan kopi yang saya minum adalah kopi yang rasanya sangat saya kenal. Kopi itu adalah kopi ABC susu, kopi kesukaan saya.

Tuesday 23 February 2010

dua dini hari.

pukulan jarum jam menyadarkan aku, bahwa telah sampai di pukul dua dini hari. dan, kamu telah terlelap tidur, kamu telah pergi jauh ke alam mimpi, dimana alam tersebut membawa kamu ke dalam kedamaian, membawa kamu jauh dari sebuah kenyataan yang menunggu untuk kamu taklukkan.

andaikan aku bisa melihat kamu terlelap dalam tidurmu, saat ini. aku hanya ingin bisa menjadi obat penenang bagi kamu, menenangkan kamu dari segala kegelisahan dan kerinduan yang kamu rasakan. andaikan aku bisa masuk ke alam mimpi kamu, berusaha menjadi warna buat duniamu yang saat ini sedang kelam.

warnaku mungkin tidak secerah warna yang telah kamu miliki sebelumnya, tetapi aku cukup yakin aku bisa memberi warna baru untuk hidup kamu. rasa sakit, pening kepala yang kamu rasakan, aku berharap bisa dibagi hingga aku juga bisa merasakannya, aku mungkin tidak bisa membantu kamu lebih banyak, namun aku ingin ada di samping kamu disaat-saat seperti ini. dan aku cukup yakin, kamu memiliki perasaan yang sama dengan aku.


sayangnya jarak dan perbedaan sejam lebih cepat membuat aku dan kamu terasa begitu jauh. yang aku rasa saat ini, begitu datar. tidak seperti dahulu, ada lembah yang sama-sama kita naiki dan kita turun bersama, ada danau yang hijau yang membuat sejuk mata kita berdua, ada turunan terjal yang membuat kita berdua saling takut dan membuat aku berpegang tangan kepada kamu, ada jurang yang membuat kita berdua hampir jatuh, ada terik panas matahari yang membuat kita silau dan perih, ada dinginnya hujan yang membuat kita saling berpelukan dan menangis bersama. kemana rasa itu semua, kemana petualangan kita perginya? ada apa dengan aku dan kamu?

aku merasa, masa-masa itu telah berlalu, seperti yang telah kamu katakan kepada aku. episode itu telah berakhir dan sekarang ini, saat aku membuka episode baru. dan bagaimana dengan aku?.

dengan sadar bahwa episode kamu dan aku telah berakhir di masa-masa itu, dan aku tau ini adalah episode baru. namun aku tidak ingin berubah dan aku juga tidak ingin kembali ke masa-masa itu, tetapi apakah salah jika aku berharap, ada sebuah petualangan baru bagi kita berdua?


mungkin kamu akan berkata, ini adalah masa-masa petualangan kita yang baru, kita tidak mempunyai petunjuk arah, layaknya petualangan yang pernah kita lalui, namun ada sebuah gunung besar di depan kita yang akan kita berdua berusaha untuk taklukkan.

aku tidak takut menaklukkan gunung besar itu, namun aku butuh kamu untuk meyakinkan aku bahwa kita akan mampu menaklukkan gunung besar tersebut. tetapi saat ini, aku merasa kita berjalan perlahan. berjalan di tempat, kamu sedang menikmati indahnya petualangan kamu, di hutan kamu sendiri, begitu juga dengan aku. aku ingin kembali bertemu di hutan kita berdua, dimana kita berdua saling berpegangan dan saling percaya bahwa kita sedang berjalan di hutan yang sama dan akan menuju ke pendakian gunung besar tersebut.


tadinya naik turunnya lembah itu kita rasakan, panas teriknya matahari kita rasakan, dinginya dan derasnya hujan kita rasakan, turunan terjalnya kita lihat bersama, tadinya jurang itu membuat kita berdua takut, tetapi saat ini kita sedang merasakannya masing-masing.

semoga hutan yang kita jalani saat ini, berujung di hutan yang sama sayang, hutan yang membuat hati dan jiwa kita sama-sama berdebar, bahagia, tertawa, menangis, dan tersenyum.


c'est moi petty

dunia mimpi satu

entah apa yang ada di dalam benak saya pada siang hari itu, saya sama sekali tidak mengira, akan bertemu dengan seseorang yang bisa merasuki kepala saya dengan begitu banyak pertanyaan dan dipenuhi dengan tingkat imajinasi yang begitu tinggi.


pukul 12 siang..

10 tahun telah lewat, masa-masa dimana saya merasa begitu hidup dengan penuh pesona duniawi yang begitu menggiurkan untuk saya coba. dan telah 10 tahun pula, saya merasa saya begitu sendiri, terbenam dengan aktivitas dan rutinitas yang pada awalnya terasa begitu nikmat, hingga pada akhirnya saya merasa mati dengan segala aktivitas dan rutinitas tersebut. ingin rasanya saya keluar dan berteriak kepada dunia, mencurahkan segala rasa yang telah lama terpendam. segala macam emosi campur aduk bagaikan sayur-sayuran yang ada di depan meja makan saya pada hari ini.

siang ini, saya memesan caesar salad untuk makan siang, saya tidak bernafsu untuk makan daging, kentang, roti atau apapun yang terlihat begitu menggiurkan lidah, ketika sedang lapar. namun, pilihan saya jatuh pada caesar salad. hari ini, hari sabtu, waktu dimana saya memanjakan diri saya dengan makan seenaknya tanpa perlu memikirkan berat badan saya akan naik beberapa kilogram, hari dimana saya bisa pergi berbelanja sepatu atau tas atau sekedar aksesoris yang dapat membuat saya terlihat gaya di keseharian hidup. hari sabtu adalah hari dimana saya bebas mengekspresikan diri saya, dimana tidak perlu mempedulikan apa yang ada di pikiran orang tentang saya.

tetapi sabtu siang ini, saya merasa berbeda, tidak seperti biasanya. saya memimpikan seseorang yang dapat duduk di kursi depan saya. saya ingin ada dia, di depan saya, sekarang!. namun zona waktu dan jarak begitu jelas terpampang di benak saya, bahwa tidak mungkin dia hadir saat ini. 10 tahun telah berlalu, namun kenangan akan hadirnya dia tidak bisa memudar begitu saja, mungkin hari ini, di belahan bumi di timur, dia sedang terlelap tidur dengan nyenyaknya, di sampingnya tertidur pula istrinya yang begitu menyayanginya, dan mungkin saja di depan kasurnya hadir sebuah tempat tidur mungil dimana buah kasihnya dengan istrinya tercinta terlelap. sedangkan saya, duduk termenung dan terdiam dalam kebisuan hati, memutar balik kenangan-kenangan bersamanya.

beberapa menit kemudian lamunan saya memudar, karena seorang lelaki masuk ke dalam cafe, tempat dimana saya sedang asyik melamun dan mendiamkan sepiring caesar salad dan secangkir kopi panas yang telah menjadi dingin dan sebungkus rokok yang masih terbungkus dengan rapih.

lelaki tersebut berperawakan putih, mengenakan jeans, polo-shirt putih dan jaket hitam. dalam hati saya mengumam, "dasar, tidak bisa menutup pintu pelan-pelan, dasar orang asia, malaysia gila!". entah mengapa setelah lelaki tersebut menutup pintu dengan cukup keras, saya tidak bisa berhenti mengamati lelaki tersebut, saya yakin betul dia orang asia, namun saya tidak yakin apakah dia orang indonesia atau malaysia atau mungkin thailand. entahlah, saya begitu tidak peduli asal lelaki ini darimana, yang pasti perawakannya dan tingkahnya membuat saya terus mengamati gerak-geriknya, mulai dari dia memesan makanan dan minuman, hingga akhirnya dia duduk di depan meja saya.

saya memulai melahap caesar salad yang sejak dari tadi saya diamkan, saya lahap dengan laparnya perut saya, kemudian saya memesan sebotol air mineral. bungkus rokok yang rapih sejak tadi akhirnya saya buka dengan tanpa rasa kasihan untuk merusak plastiknya yang rapih, saya menyalakan sebatang rokok, saya hisap rokok tersebut dengan nikmatnya diselingin dengan meminum kopi latte yang telah dingin. mata saya, seperti ditarik oleh gaya gravitasi bumi yang begitu kuat untuk terus melihat sesosok lelaki tersebut, sesekali saya melihat lelaki tersebut memakan chicken cordon bleu dan segelas lemonade dingin di sebelah kanan tangannya. lelaki itu begitu menikmati makan siangnya tanpa memedulikan sekitarnya, bahwa saya terus memandanginya.

melihat sosoknya, saya seperti ingat salah satu teman saya waktu kuliah, namanya radit. tetapi saya tidak yakin kalau itu radit. entahlah, saya terus berusaha membuka file-file di kepala saya, apa betul dia radit? teman saya waktu kuliah?. akhirnya saya temukan jawabannya, dia bukan radit, radit rambutnya tidak ikal seperti lelaki yang duduk di depan meja saya.

ketika sedang asyik memandangi lelaki itu makan, lelaki itu mengangkat kepalanya dan mata kami bertemu dan saya tertangkap basah sedang memandanginya. saya pikir, dia akan memberikan tatapan heran atau aneh karena melihat tingkah laku saya, tetapi yang dia lakukan adalah tersenyum kepada saya, dan saya membalas senyumannya dengan hangat. saya malu, tertangkap basah karena sedang memandanginya, lelaki itu seperti mempunyai daya gravitasi bumi sendiri yang membuat saya ingin terus-menerus menatapnya, bagaikan magnet yang memiliki daya tarik yang begitu kuat, terus-menerus membuat mata untuk memandanginya.

saya bangkit dari meja tempat saya duduk, tempat dimana saya menghabiskan makan, minum, melamun ke masa lalu dan memandanginya yang sedang asyik dengan makanan dan minumannya. beberapa menit kemudian saya telah berada diluar cafe, saya jalan menelusuri jalan di kota manchester siang itu, saya putuskan masuk ke dalam sebuah supermarket, memutuskan untuk membeli perlengkapan perang saya untuk minggu depan. membeli beberapa telur, oatmeal, susu, keju, roti, pasta, saus spaghetti, macaroni, dan beberapa perlengkapan mandi saya. ketika telah cukup berjalan-jalan di dalam supermarket dan supermarket memang selalu berhasil membuat saya tenang dan puas hanya dengan berkeliling di setiap rak-rak yang ada di dalam supermarket, ditambah dengan kebingungan memilih harga yang murah atau kualitas, dan saya pun bingung mana yang harus saya unggulkan. satu dua jam telah saya habiskan di dalam supermarket yang bernama Tesco itu, saya memilih keluar dan mencari tempat duduk untuk saya beristirahat sejenak dengan menghisap dua batang rokok, ditemani dengan sebotol orange juice yang saya beli di dalam.

saya memeilih duduk di luar, tempat dimana saya bisa melihat orang lalu lalang di depan saya. asyik dengan hisapan rokok pertama dan pandangan mata saya, tanpa tersadar, di belakang saya telah berdiri seseorang. seorang lelaki, ketika saya menoleh, lelaki yang ada di cafe tempat saya makan siang tadi. tangannya telah dipenuhi dengan kanton belajaan, rupanya dia juga belanja di sabtu siang ini.

"you're the girl from that cafe, right?" kata lelaki itu.
"yeah, and you are the guy, who's excited with food and drink?!" kata saya

(tersenyum kemudian tertawa) " yeah yeah, certainly. so, finish shopping already?"

(heran) "hmm, kind of, just enjoying my menthol lights, do you smoke?"

"i don't, but i could have one, it's freezing out here anyway"
"here you go, if you smoke this, it will make you more freezing"

(tertawa) "well, you're right, but it's ok, i can take it"


kemudian, kami berdua terdiam sejenak, menikmati hisapan demi hisapan dari sebatang rokok menthol yang makin membuat saya semakin dingin, tetapi saya begitu menikmatinya.
tetapi keheningan kami akhirnya terpecah juga, karena dia memulai percakapan.

"anyway, i am arif, and you are?"
"ooh, i am asya."

pernyataan atas kedua nama kami, meyakinkan saya bahwa dia dari belahan timur dan dia orang indonesia. tetapi saya tidak yakin, apa dia menyadari saya juga orang indonesia, tetapi saya juga bisa salah, mungkin saja memang dia orang malaysia gila. tapi dari cara dia berpakaian tidak seperti orang malaysia. saya asyik dengan pikiran saya sambil menghisap rokok saya. dia, kembali memulai percakapan.

"malaysian or indonesian?"
" indonesian, and you?"

"saya orang indonesia asli" dia tertawa.
"ga heran saya, dengan cara kamu menutup pintu cafe tadi dengan keras."

(dia tertawa kembali) "yah, kebiasaan, tapi saya sudah mulai ngurangin sih, tapi yah, gimana saya sudah kelaparan dan chicken cordon bleu disana paling enak, saya udah ga kuat"

(dengan dingin saya tanggapi pernyataannya) "ooh gitu ya?"

"iya, kamu ambil master dimana?, jurusan apa?"
"di salford university, saya ambil journalism, kamu?"

(antusias) "oh ya, saya juga di salford university, saya ambil gas engineering. jangan bilang kamu tinggal di matthias court?"

(heran) "ga, saya ga tinggal di matthias court, saya tinggal di bramall court. sok tau kamu."

(muka bercanda) " i thought it would be a good guess, so, we're heading to the same way then, wanna share a black cab or you would prefer the M10?"

"hahahaha,you consider yourself to share a black cab or M10 with a totally stranger and you are ok with it? because i am not."

(tertawa) "i'm just trying to be nice and anyway sometimes it would be good to come home with a totally stranger, you can have something or some story after you get back home and probably, you'll be thinking about me."

(pandangan sinis) "you sure about that?"

(pandangan percaya diri tingkat tinggi) "100% sure, because do not ever think that i didn't know, you were staring at me since i closed the cafe door hardly."

(kesal, karena saya tertangkap basah) "PD betul kamu, saya cuma heran, jauh-jauh ke Inggris, ternyata orang indonesia macam kamu tidak bisa belajar budaya orang barat yang cukup bisa dibilang sopan."

(tatapan menggoda dan tertawa) "hahaha, jangan kamu kira saya tidak tahu kamu memperhatikan saya, memangnya kamu pikir, saya memilih duduk di depan kamu karena apa?"

(malu dan berusaha menghindari tatapan matanya) "kamu orangnya terlalu PD!!."

"anyway, thank you for the cigarette, and are you sure walking home alone at this freezing time? really? well, if you ask me, i would love to have accompany"

(berpikir, saya ingin pulang bersama dia, mungkin saja dengan mengenal dia, hidup saya bisa sedikit berwarna, karena detak jantung saya bergerak begitu cepat dan seingat saya, telah lama saya tidak merasakan hal ini). "okay, let's go home then but i prefer the M10"

"M10 is fine, dear".

kemudian kami jalan berdua menuju halte bus yang ada di pusat perbelanjaan di Arndell. kami berdua asyik berbicara dan tertawa. dan telah lama saya tidak merasakan hal ini, tertawa dan saling bertukar cerita.

sabtu siang ini, saya merasa aneh namun saya merasa hidup. entah akan seperti apa kelanjutan cerita dari hari sabtu siang ini, saya bahagia dan saya akan merayakannya dengan memasak pasta kebanggaan saya, ditemani dengan sebotol bir dingin dan dvd-dvd yang telah menanti untuk saya tonton.

arif, mungkin kamu bisa menjadi seorang teman sesaat atau teman yang hanya singgah di dunia mimpi saya.


by : c'est moi petty