Tuesday 23 February 2010

dunia mimpi satu

entah apa yang ada di dalam benak saya pada siang hari itu, saya sama sekali tidak mengira, akan bertemu dengan seseorang yang bisa merasuki kepala saya dengan begitu banyak pertanyaan dan dipenuhi dengan tingkat imajinasi yang begitu tinggi.


pukul 12 siang..

10 tahun telah lewat, masa-masa dimana saya merasa begitu hidup dengan penuh pesona duniawi yang begitu menggiurkan untuk saya coba. dan telah 10 tahun pula, saya merasa saya begitu sendiri, terbenam dengan aktivitas dan rutinitas yang pada awalnya terasa begitu nikmat, hingga pada akhirnya saya merasa mati dengan segala aktivitas dan rutinitas tersebut. ingin rasanya saya keluar dan berteriak kepada dunia, mencurahkan segala rasa yang telah lama terpendam. segala macam emosi campur aduk bagaikan sayur-sayuran yang ada di depan meja makan saya pada hari ini.

siang ini, saya memesan caesar salad untuk makan siang, saya tidak bernafsu untuk makan daging, kentang, roti atau apapun yang terlihat begitu menggiurkan lidah, ketika sedang lapar. namun, pilihan saya jatuh pada caesar salad. hari ini, hari sabtu, waktu dimana saya memanjakan diri saya dengan makan seenaknya tanpa perlu memikirkan berat badan saya akan naik beberapa kilogram, hari dimana saya bisa pergi berbelanja sepatu atau tas atau sekedar aksesoris yang dapat membuat saya terlihat gaya di keseharian hidup. hari sabtu adalah hari dimana saya bebas mengekspresikan diri saya, dimana tidak perlu mempedulikan apa yang ada di pikiran orang tentang saya.

tetapi sabtu siang ini, saya merasa berbeda, tidak seperti biasanya. saya memimpikan seseorang yang dapat duduk di kursi depan saya. saya ingin ada dia, di depan saya, sekarang!. namun zona waktu dan jarak begitu jelas terpampang di benak saya, bahwa tidak mungkin dia hadir saat ini. 10 tahun telah berlalu, namun kenangan akan hadirnya dia tidak bisa memudar begitu saja, mungkin hari ini, di belahan bumi di timur, dia sedang terlelap tidur dengan nyenyaknya, di sampingnya tertidur pula istrinya yang begitu menyayanginya, dan mungkin saja di depan kasurnya hadir sebuah tempat tidur mungil dimana buah kasihnya dengan istrinya tercinta terlelap. sedangkan saya, duduk termenung dan terdiam dalam kebisuan hati, memutar balik kenangan-kenangan bersamanya.

beberapa menit kemudian lamunan saya memudar, karena seorang lelaki masuk ke dalam cafe, tempat dimana saya sedang asyik melamun dan mendiamkan sepiring caesar salad dan secangkir kopi panas yang telah menjadi dingin dan sebungkus rokok yang masih terbungkus dengan rapih.

lelaki tersebut berperawakan putih, mengenakan jeans, polo-shirt putih dan jaket hitam. dalam hati saya mengumam, "dasar, tidak bisa menutup pintu pelan-pelan, dasar orang asia, malaysia gila!". entah mengapa setelah lelaki tersebut menutup pintu dengan cukup keras, saya tidak bisa berhenti mengamati lelaki tersebut, saya yakin betul dia orang asia, namun saya tidak yakin apakah dia orang indonesia atau malaysia atau mungkin thailand. entahlah, saya begitu tidak peduli asal lelaki ini darimana, yang pasti perawakannya dan tingkahnya membuat saya terus mengamati gerak-geriknya, mulai dari dia memesan makanan dan minuman, hingga akhirnya dia duduk di depan meja saya.

saya memulai melahap caesar salad yang sejak dari tadi saya diamkan, saya lahap dengan laparnya perut saya, kemudian saya memesan sebotol air mineral. bungkus rokok yang rapih sejak tadi akhirnya saya buka dengan tanpa rasa kasihan untuk merusak plastiknya yang rapih, saya menyalakan sebatang rokok, saya hisap rokok tersebut dengan nikmatnya diselingin dengan meminum kopi latte yang telah dingin. mata saya, seperti ditarik oleh gaya gravitasi bumi yang begitu kuat untuk terus melihat sesosok lelaki tersebut, sesekali saya melihat lelaki tersebut memakan chicken cordon bleu dan segelas lemonade dingin di sebelah kanan tangannya. lelaki itu begitu menikmati makan siangnya tanpa memedulikan sekitarnya, bahwa saya terus memandanginya.

melihat sosoknya, saya seperti ingat salah satu teman saya waktu kuliah, namanya radit. tetapi saya tidak yakin kalau itu radit. entahlah, saya terus berusaha membuka file-file di kepala saya, apa betul dia radit? teman saya waktu kuliah?. akhirnya saya temukan jawabannya, dia bukan radit, radit rambutnya tidak ikal seperti lelaki yang duduk di depan meja saya.

ketika sedang asyik memandangi lelaki itu makan, lelaki itu mengangkat kepalanya dan mata kami bertemu dan saya tertangkap basah sedang memandanginya. saya pikir, dia akan memberikan tatapan heran atau aneh karena melihat tingkah laku saya, tetapi yang dia lakukan adalah tersenyum kepada saya, dan saya membalas senyumannya dengan hangat. saya malu, tertangkap basah karena sedang memandanginya, lelaki itu seperti mempunyai daya gravitasi bumi sendiri yang membuat saya ingin terus-menerus menatapnya, bagaikan magnet yang memiliki daya tarik yang begitu kuat, terus-menerus membuat mata untuk memandanginya.

saya bangkit dari meja tempat saya duduk, tempat dimana saya menghabiskan makan, minum, melamun ke masa lalu dan memandanginya yang sedang asyik dengan makanan dan minumannya. beberapa menit kemudian saya telah berada diluar cafe, saya jalan menelusuri jalan di kota manchester siang itu, saya putuskan masuk ke dalam sebuah supermarket, memutuskan untuk membeli perlengkapan perang saya untuk minggu depan. membeli beberapa telur, oatmeal, susu, keju, roti, pasta, saus spaghetti, macaroni, dan beberapa perlengkapan mandi saya. ketika telah cukup berjalan-jalan di dalam supermarket dan supermarket memang selalu berhasil membuat saya tenang dan puas hanya dengan berkeliling di setiap rak-rak yang ada di dalam supermarket, ditambah dengan kebingungan memilih harga yang murah atau kualitas, dan saya pun bingung mana yang harus saya unggulkan. satu dua jam telah saya habiskan di dalam supermarket yang bernama Tesco itu, saya memilih keluar dan mencari tempat duduk untuk saya beristirahat sejenak dengan menghisap dua batang rokok, ditemani dengan sebotol orange juice yang saya beli di dalam.

saya memeilih duduk di luar, tempat dimana saya bisa melihat orang lalu lalang di depan saya. asyik dengan hisapan rokok pertama dan pandangan mata saya, tanpa tersadar, di belakang saya telah berdiri seseorang. seorang lelaki, ketika saya menoleh, lelaki yang ada di cafe tempat saya makan siang tadi. tangannya telah dipenuhi dengan kanton belajaan, rupanya dia juga belanja di sabtu siang ini.

"you're the girl from that cafe, right?" kata lelaki itu.
"yeah, and you are the guy, who's excited with food and drink?!" kata saya

(tersenyum kemudian tertawa) " yeah yeah, certainly. so, finish shopping already?"

(heran) "hmm, kind of, just enjoying my menthol lights, do you smoke?"

"i don't, but i could have one, it's freezing out here anyway"
"here you go, if you smoke this, it will make you more freezing"

(tertawa) "well, you're right, but it's ok, i can take it"


kemudian, kami berdua terdiam sejenak, menikmati hisapan demi hisapan dari sebatang rokok menthol yang makin membuat saya semakin dingin, tetapi saya begitu menikmatinya.
tetapi keheningan kami akhirnya terpecah juga, karena dia memulai percakapan.

"anyway, i am arif, and you are?"
"ooh, i am asya."

pernyataan atas kedua nama kami, meyakinkan saya bahwa dia dari belahan timur dan dia orang indonesia. tetapi saya tidak yakin, apa dia menyadari saya juga orang indonesia, tetapi saya juga bisa salah, mungkin saja memang dia orang malaysia gila. tapi dari cara dia berpakaian tidak seperti orang malaysia. saya asyik dengan pikiran saya sambil menghisap rokok saya. dia, kembali memulai percakapan.

"malaysian or indonesian?"
" indonesian, and you?"

"saya orang indonesia asli" dia tertawa.
"ga heran saya, dengan cara kamu menutup pintu cafe tadi dengan keras."

(dia tertawa kembali) "yah, kebiasaan, tapi saya sudah mulai ngurangin sih, tapi yah, gimana saya sudah kelaparan dan chicken cordon bleu disana paling enak, saya udah ga kuat"

(dengan dingin saya tanggapi pernyataannya) "ooh gitu ya?"

"iya, kamu ambil master dimana?, jurusan apa?"
"di salford university, saya ambil journalism, kamu?"

(antusias) "oh ya, saya juga di salford university, saya ambil gas engineering. jangan bilang kamu tinggal di matthias court?"

(heran) "ga, saya ga tinggal di matthias court, saya tinggal di bramall court. sok tau kamu."

(muka bercanda) " i thought it would be a good guess, so, we're heading to the same way then, wanna share a black cab or you would prefer the M10?"

"hahahaha,you consider yourself to share a black cab or M10 with a totally stranger and you are ok with it? because i am not."

(tertawa) "i'm just trying to be nice and anyway sometimes it would be good to come home with a totally stranger, you can have something or some story after you get back home and probably, you'll be thinking about me."

(pandangan sinis) "you sure about that?"

(pandangan percaya diri tingkat tinggi) "100% sure, because do not ever think that i didn't know, you were staring at me since i closed the cafe door hardly."

(kesal, karena saya tertangkap basah) "PD betul kamu, saya cuma heran, jauh-jauh ke Inggris, ternyata orang indonesia macam kamu tidak bisa belajar budaya orang barat yang cukup bisa dibilang sopan."

(tatapan menggoda dan tertawa) "hahaha, jangan kamu kira saya tidak tahu kamu memperhatikan saya, memangnya kamu pikir, saya memilih duduk di depan kamu karena apa?"

(malu dan berusaha menghindari tatapan matanya) "kamu orangnya terlalu PD!!."

"anyway, thank you for the cigarette, and are you sure walking home alone at this freezing time? really? well, if you ask me, i would love to have accompany"

(berpikir, saya ingin pulang bersama dia, mungkin saja dengan mengenal dia, hidup saya bisa sedikit berwarna, karena detak jantung saya bergerak begitu cepat dan seingat saya, telah lama saya tidak merasakan hal ini). "okay, let's go home then but i prefer the M10"

"M10 is fine, dear".

kemudian kami jalan berdua menuju halte bus yang ada di pusat perbelanjaan di Arndell. kami berdua asyik berbicara dan tertawa. dan telah lama saya tidak merasakan hal ini, tertawa dan saling bertukar cerita.

sabtu siang ini, saya merasa aneh namun saya merasa hidup. entah akan seperti apa kelanjutan cerita dari hari sabtu siang ini, saya bahagia dan saya akan merayakannya dengan memasak pasta kebanggaan saya, ditemani dengan sebotol bir dingin dan dvd-dvd yang telah menanti untuk saya tonton.

arif, mungkin kamu bisa menjadi seorang teman sesaat atau teman yang hanya singgah di dunia mimpi saya.


by : c'est moi petty

No comments: