Friday 1 March 2013

Mengapa?

Entah mengapa, beberapa orang yang saya kenal selama tiga tahun ke belakang ini secara acak bertanya tentang hubungan pribadi saya.

Dalam hati, saya bertanya kenapa rata-rata pertanyaannya sama dan pernyataan mereka juga hampir sama.

Jika saja mereka tahu yang sebenarnya. Mungkin mereka akan berpikir dan mungkin berkata "nah kan?!. Alam memiliki misterinya sendiri dan entah bagaimana, alam dengan sendirinya berhubungan secara paralel dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Perasaan saya tidak karuan. Karena bermain dan banyak timbul pertanyaan, mengapa semuanya bertanya secara bersamaan?. Seandainya saja saya bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi tidak etis harus membongkar masalah personal dalam ruang publik. Jadi, skip saja ya.

Jujur saja. Karena pertanyaan dan penyataan bercanda dari mereka yang melontarkannya. Saya semakin keras berpikir. Apakah ini sebuah pertanda?.

Dalam kondisi riilnya. Saya cukup lega akhirnya bisa mengetahui dan bisa membuat dia bersuara jujur kepada saya. Tapi kenyataan itu memang ada yang manis, asam, dan juga pahit.

Pahit dan perih dari sebuah kejujuran lebih baik daripada bersikap baik tetapi ada luka baru yang semakin terbuka. Rasa sakitnya pun mungkin akan semakin besar. Pendek kata lebih baik jujur daripada bohong, terluka karena saling menyakiti. Bukan begitu?.

Di kala tuntutan untuk berlogika sekaligus berperang dengan perasaan. Berat sekali rasanya. Adakah yang bisa bantu saya?. Saya tahu kok, cuma diri sendiri yang bisa bantu untuk bangkit dan menghadapi semuanya.

Saya belum patah semangat. Saya masih berdiri di perbatasan. Entahlah. Saya masih ragu. Dalam pikiran seorang pesimis. Ketika sebuah mimpi dan harapan menjadi khayalan belaka. Perih.

Menyedihkan bukan. Ketika keinginan itu datang, tulus ingin diwujudkan. Tapi dunia telah terbalik. Saya tidak akan minta pengertian siapapun. Sederhana saja. Saya ingin disayang dan menyayangi. Saya ingin kamu ada dalam hidup saya.

Semoga lukamu dan lukaku sembuh dan tidak meninggalkan bekas. Bahkan di kondisi sekarang. Sulit sekali untuk merangkai kalimat, sekedar untuk mengungkapkan perasaan.

Jalan raya ibukota, jumat malam.

01 Maret 2013

No comments: