Masih pukul lima sore waktu Manchester tapi langit sudah gelap gulita seperti pukul sepuluh malam waktu Jakarta.
tik..tik..tik..tik.. seperti itukah bunyi air hujan yang jatuh dari langit?.
Setengah jam lalu, saya baru saja selesai makan, setelah lewat sarapan pagi dan makan siang. Jendela kamar terbuka sekitar tiga puluh sentimeter, suara angin mulai menderu kencang. Hawa dingin mulai merasuki kamar di lantai lima belas. Album The Milo asyik berputar di Itunes playlist minggu sore ini. Minggu sepi.
Salah langkah. Harusnya tidak melakukan apa yang dilakukan satu jam yang lalu. Damn!. Merasa bodoh, walaupun tidak banyak. Hanya sekali lagi, mengulang kebodohan yang sama karena rasa tidak sabar. Ingin ada lawan bicara.
Rasanya tidak perlu jauh-jauh berpikir dan mencari tahu akhir dari cerita selewat ini, karena sejarah hanya berulang. Dan, lagi-lagi saya hanya berputar di lingkaran yang sama. Harus berapa kali lagi saya melewati ini?.
Lebih baik tidak punya rasa daripada punya rasa tapi terbebani.
Senyum-senyum kecil itu mulai mereda dan perlahan pergi ke tempat asalnya. Entah bisa bertemu lagi atau tidak.
Bermain-mainlah dengan rasa tapi berhati-hati lah, layaknya kamu bermain dengan api. Berawal dengan keseruan, menghangatkan tapi tak pernah tahu jikala api akan membakar kamu.
Lukanya membekas, tak pudar oleh waktu bahkan keriput kulit tidak bisa menutupi luka bakar itu. Jadi, berhati-hatilah jika kamu bermain-main.
Salford, 8 Desember 2013, minus 3 derajat celsius.
No comments:
Post a Comment