Wednesday 25 December 2013

Pesan.

Pagi itu, dia datang dengan muka bingung.
Tempat baru, muka-muka baru, pengalaman baru. 

Aku sedang duduk dan asik mengetik di meja kubikel. 
Tak ada yang istimewa hari itu. 
Lagi, datang orang baru, perkenalan baru. Gumamku.

Dari balik meja kubikel, aku memperhatikan dia. 
Gerak geriknya, seolah pernah bertemu dan berkenalan. 
Kutepis pikiran itu. Aku kembali mengetik.
 
Tapi, dia seolah punya magnet yang menarik mataku untuk sekali lagi melihatnya. 
Dan, entah berapa kali aku mencuri untuk melihatnya di sela-sela ketikan naskahku. 

Waktu terus berjalan. Ada cerita dalam waktu berjalan. 
Ada kalimat yang ingin diucap. 
Ada pikiran yang kerap kali datang bertanya. 
Ada pesan yang tersirat. 

Tak yakin apa ini namanya. 
Apakah ini rasa? Yang kembali datang? Setelah menyakiti dan pergi begitu saja beberapa bulan lalu.
Adakah rasa ini terbalas atau terhempas? 
Seperti cerita yang lalu. 

Ketika rasa itu tumbuh. 
Dan bayangan dia bersatu. 
Menjadi simpul-simpul harapan untuk bersatu. 

Anganku terbang jauh. 
Berusaha menggapaimu dalam mimpi dan cerita khayalku. 
Tak ingin rasa ini seperti cerita lalu. 
Adakah aku sekejap dalam pikiranmu? 

Ada pesan yang ingin kusampaikan. 
Dari jarak ribuan mil ini.
Membayangkanmu. 
Mengingat waktu bersama walau sekejap.

Ada rasa yang tumbuh. 
Yang kusendiri tak tahu kemana kan berlabuh. 
Ada pesan untuk kamu. 
Tapi, entah kapan kamu akan tahu. 
Setahun? Dua tahun? Tiga tahun?
Atau mungkin kamu tak akan pernah tahu. 

Karena aku takut. 
Kamu akan berakhir seperti cerita yang lalu. 

Meski begitu, ini pesanku untukmu saat ini. 
Sampai bertemu, lagi. 


-Salford, 26 Desember 2013, 03:34 am- 

No comments: