di sela-sela jam makan siang, di hari jumat. mengintip hasil unduhan laptop teman saya. film Cin(T)a. film itu, selalu sukses membuat saya rindu yang sangat dalam dengan kota bandung, belum lagi lagu-lagu yang mengiringi.
daerah di sekitar kota bandung, tempat-tempat yang dulu pernah saya singgahi, tempat yang kini telah menjadi kepingan memori yang ada di otak saya. entah mengapa, film tersebut disertai dengan lagu-lagu yang mengiringinya, telah menjadi "trademark" tersendiri, selalu sukses membawa rasa pilu, dan nyeri di dada kiri saya.
ini memang, hanya momen pribadi saya. ya, sangat subjektif memang. belum tentu, anda juga mengalami hal yang sama. namun, kota bandung, menyimpan banyak kenangan dalam hidup saya. satu setengah tahun terasa seperti bertahun-tahun.
empat tahun saya habiskan waktu saya di jatinangor. kota itu juga menyimpan kenangan tersendiri, namun kesan mendalam tidak seperti yang saya rasakan ketika mengingat kota bandung.
ada kesulitan yang saya rasakan ketika ingin mengungkapkan rasa dan ingatan tentang bandung, film cin(T)a, dan lagu-lagu Homogenic seperti : destiny, am i, is it love, kekal, mindless, faithful dreams.
saya hanya bisa menghela nafas, dan membiarkan pikiran saya melayang-layang ke dalam ingatan saya tentang bandung. membiarkan pintu-pintu kenangan mengenai bandung terbuka kembali. sedikit membiarkan rasa pilu, nyeri, rindu, dan sedih bertandang sementara waktu di kala waktu istirahat makan siang saya.
saya rindu masa-masa dimana saya tidak terikat dengan aturan. rindu masa-masa tanggung jawab yang hanya dalam itungan satu kepalan tangan saja. tidak seperti sekarang.
buk...buk...buk...buk..
dan saya kembali ke dunia nyata...
selamat makan siang dan kembali beraktifitas...
No comments:
Post a Comment